MODEL KEPERAWATAN JIWA
Pengertian keperawatan jiwa
Keperawatan jiwa merupakan proses interpersonal yang
berupaya untuk meningkatkan dan mempertahankan fungsi yang terintegrasi.
Keperawatan jiwa merupakan bidang spesialisasi praktik keperawatan yang
menerapkan teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri sendiri
secara terapeutik sebagai kiatnya (ANA).
Menurut Dorothy , Cecilia : keperawatan kesehatan jiwa
merupakan “proses dimana perawat membantu individu atau kelompok dalam
mengembangkan konsep diri yang positif , meningkatkan pola hubungan antar
pribadi yang lebih harmonis serta agar lebih berproduktif di masyarakat.”
Menurut Stuart Sundeen : keperawatan mental adalah “
proses interpersonal dalam meningkatkan dan mempertahankan perilaku yang berpengaruh
pada fungsi integrasi. Pasien tersebut bisa individu,
keluarga,kelompok,organisasi atu masyarakat. Tiga area praktik keperawatan
mental yaitu perawatan langsung , komunikasi , management.”
Menurut WHO, kesehatan jiwa bukan hanya suatu keadaan tidak terjadi ganguan jiwa, melainkan mengandung berbagai karakteristik yang bersifat positif yang menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan kepribadian yang bersangkutan. Menurut UU Kesehatan Jiwa No. 3 Tahun 1996, kesehatan jiwa merupakan kondisi yg memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, emosional secara optimal dari seseorang dan perkembangan ini selaras dengan orang lain. Sedangkan menurut Yahoda, kesehatan jiwa adalah keadaan yg dinamis yang mengandung pengertian positif, yang dapat dilihat dari adanya kenormalan tingkah laku, keutuhan kepribadian, pengenalan yang benar dari realitas dan bukan hanya merupakan keadaan tanpa adanya penyakit, gangguan jiwa dan kelainan jiwa.
3. Model-model
Praktek Keperawatan Jiwa
A. Model
Psikoanalisa
1. Konsep
Merupakan model yang pertama yang dikemukakan oleh
Sigmun Freud yang meyakini bahwa penyimpangan perilaku pada usia dewasa
berhubungan pada perkembangan pada anak. Setiap fase perkembangan mempunyai
tugas perkembangan yang harus di capai. Gejala yang nampak merupakan simbul
dari konflik.
2. Proses
terapi
a. Memakan
waktu yang lama
b. Menggunakan
tehnik asosiasi bebas dan analisa mimpi” menginterpretasikan perilaku,
mengguakan transferens untuk memperbaiki masa lalu ,mengidentifikasi area
masalah.
3. Peran pasien
dan terapis
a. Pasien :
mengungkapkan semua pikiran dan mimpi
b. Terapis :
mengupayakan perkembangan transferens menginterpretasikan pikiran dan mimpi
pasien dalam kaitannya dengan konflik.
B. Model
Interpersonal
1. Konsep
Model ini diperkenalkan oleh Hary Stack Sullivan.
Sebagai tambahan Peplau mengembangkan teori interpersonal keperawatan. Teori
ini menyakini bahwa perilaku berkembang dari hubungan interpersonal.
Menurut Sulivan indivdu memadang orang lain sesuai
dengan apa yang ada pada dirinya , maksudnya kemampuan dalam memahami diri
sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan antar manusia yang
mencakup proses intrepersonal perawat klien dan masalh kecemasan yang terjadi
akibat sakit.
Dalam proses interpersonal perawat klien memiliki 4
tahap :
a. Orientasi
Perawat klien melakukan kontrak awal untuk BHSP dan
terjadi proses pengumpulan data
b. Identivikasi
Perawat memfasilitasi ekspresi perasaan klien dan
melaksanakan askep
c.
Eksplorasi
Perawat memberi gambaran kondisi klien
d. Resolusi
Perawat memandirikan klien
2. Proses
terapi
a. Mengeksplorasi
proses perkembangan
b. mengoreksi
pengalaman interpersonal
c. reduksi
d. mengembangkan
hubungan saling percaya
3. peran pasien
dengan terapis
a. pasien :
menceritakan ansietas dan perasaan
b. terapis :
menjalin hubungan akrab dengan pasien dengan menggunakan empati dan menggunakan
hubungan sebagai suatu pengalaman interpersonal korektif.
C. Model Social
1. Konsep
Menurut Caplain situasi sosial dapat mencetuskan
gangguan jiwa . teori ini mengemukakan pandangan sosial terhadap perilaku bahwa
faktor sosial dan lingkungan menciptakan stress yang menyebabkan ansietas yang
menimbulkan gejala perilaku menyimpang.
2. Proses
terapi
a. Pencegahan
primer
b. Manipulasi
lingkungan
c. Intervensi
krisis
3. Peran pasien
dan terapis
a. Pasien :
secara aktif menyampaikan masalahnya dan bekerjasama dengan terapis untuk
menyelesaikan masalahnya
b. Terapis :
1. Menggali
sistem sosial pasien
2. Membantu
pasien menggali sumber yang tersedia
3. Menciptakan
sumber baru
D. Model
Eksistensi
1. Konsep
Teori mengemukakan bahwa penyimpangan perilaku terjadi
jika individu putus hubungan dengan dirinya dan lingkungannya. Keasingan diri
dan lingkungan dapat terjadi karena hambatan pada diri individu. Individu
merasa putus asa ,sedih,sepi,kurang kesadaran diri yang mnecegah partisipasi
dan penghargaan pada hubungan dengan orang lain. Klien sudah kehilangan/tidak
mungkin menemukan nilai-nilai yang memberi arti pada eksistensinya.
2. Proses
terapi
a. Rational
emotive therapy
Konfrontasi digunakan untuk bertanggung jawabtrehadap
perilakunya. Klien didorong menerima dirinya sebagai mana adanya bukan karena
apa yang dilakukan.
b. Terapi logo
Terapi orientasi masa depan. Individu meneliti arti
dari kehidupan , karena tanpa arti berarti eksis. Tujuannya agara induvidu
sadar akan tanggung jawabnya.
c. Terapi
realitas
Klien dibantu untuk menyadari target kehidupannya dan
cara untuk mencapainya. Klien didasarkan akan alternatif yang tersedia
3. Peran pasien
perawat
a. Pasien :
bertanggung jawab terhadap perilakunya dan berperan serta dalam suatu
pengalaman berarti untuk mempelajari tentang dirinya yang sebenarnya
b. Terapis :
1. Membantu
pasien untuk mengenali diri
2. Mengklarifikasi
realita dari suatu situasi
3. Mengenali
pasien tentangperasaan tulus
4. Memperluas
kesadaran diri pasien
E. Model
Komunikasi
1. Konsep
Teori ini menyatakan bahwa gangguan perilaku terjadi
apabila pesan tidak dikomunikasikan dengan jelas. Bahasa dapat digunakan
merusak makna, pesan dapat pula tersampaikanmungkin tidak selaras.
Fase komunikasi ada 4 yaitu : pra interaksi ,
orientasi , kerja , terminasi.
2. Proses
terapi
a. Memberi
umpan balik dan klarifikasi masalah
b. Memberi
penguatan untuk komunikasi yang efektif
c. Memberi
alternatif kolektif untuk komunikasi yang tidak efektif
d. Melakukan
analisa proses interaksi
3. Peran pasien
terapis
a. Pasien :
memperhatikan pola komunikasi , bermain peran,bekerja untuk mengklarifikasi
komunikasinya sendiri , memvalidasi peran dari oarang lain.
b. Terapis :
menginterpretasikan pola komunikasi kepada pasien dan mengajarklan prinsip
komunikasi yang baik.
F. Model
Perilaku
1. Konsep
Dikembanhkan oleh H.J Esyenk, J.Wolpe dan B.F Skiner.
Teori ini menyakini bahwa perubahan perilaku akan merubah koognitif dan
avektif.
2. Proses
terapi
a. Desenlisasi
/ pengalihan
b. Teknik
relaksasi
c. Asertif
training
d. Reforcemen/memberikan
penghargaan
e. Self
regulation/mengamati perilaku klien : self standar ketrampilan,self observasi ,
self evaluasi , self reforcemen.
3. Peran pasien
dan terapis
a. Pasien :
1. Mempraktikkan
teknik perilaku yang digunakan untuk mengerjakan pekerjaan rumah
2. Penggalakan
latihan
b. Terapis :
1. Mengajarkan
kepada klien tentang pendekatan perilaku
2. Membantu
mengembangkan hirarki perilaku
3. Menguatkan
perilaku yang diinginkan
G. Model
Medikal
1. Konsep
Penyimpangan perilaku merupakan manifestasi gangguan
SSP. Dicurigai bahwa depresi dan skizoprenia dipengaruhi transmisi impuls
neural serta gangguan sinap yaitu masalh biokimia . faktor sosial dan
lingkungan diperhitungkan sebagai faktor pencetus.
2. Proses
terapi
a. Pengobatan :
jangka panjang , jangka pendek
b. Terapi
suportif
c. Insight
oriented terapi yaitu belajar metode mengatasi stressor
3. Peran pasien
dan terapis
a. Pasien :
pasien mempraktekkan regimen terapi dan melaporkan efek terapi
b. Terapis :
1. Mengguanakan
kombinasi terapi somatik dan interpersonal
2. Menegakkan
diagnosa penyakit PPDGJ
3. Menentukan
pendekatan terapeutis
Purwaningsih,Wahyu
, S.Kep. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa. Nuha Medika Press. Jogjakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar