Minggu, 19 Oktober 2014

Keperawatan Jiwa (MODEL KEPERAWATAN JIWA)



MODEL KEPERAWATAN JIWA

Pengertian keperawatan jiwa
Keperawatan jiwa merupakan proses interpersonal yang berupaya untuk meningkatkan dan mempertahankan fungsi yang terintegrasi. Keperawatan jiwa merupakan bidang spesialisasi praktik keperawatan yang menerapkan teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri sendiri secara terapeutik sebagai kiatnya (ANA).
Menurut Dorothy , Cecilia : keperawatan kesehatan jiwa merupakan “proses dimana perawat membantu individu atau kelompok dalam mengembangkan konsep diri yang positif , meningkatkan pola hubungan antar pribadi yang lebih harmonis serta agar lebih berproduktif di masyarakat.”
Menurut Stuart Sundeen : keperawatan mental adalah “ proses interpersonal dalam meningkatkan dan mempertahankan perilaku yang berpengaruh pada fungsi integrasi. Pasien tersebut bisa individu, keluarga,kelompok,organisasi atu masyarakat. Tiga area praktik keperawatan mental yaitu perawatan langsung , komunikasi , management.”

    Menurut WHO, kesehatan jiwa bukan hanya suatu keadaan tidak terjadi ganguan jiwa, melainkan mengandung berbagai karakteristik yang bersifat positif yang menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan kepribadian yang bersangkutan. Menurut UU Kesehatan Jiwa No. 3 Tahun 1996, kesehatan jiwa merupakan kondisi yg memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, emosional secara optimal dari seseorang dan perkembangan ini selaras dengan orang lain. Sedangkan menurut Yahoda, kesehatan jiwa adalah keadaan yg dinamis yang mengandung pengertian positif, yang dapat dilihat dari adanya kenormalan tingkah laku, keutuhan kepribadian, pengenalan yang benar dari realitas dan bukan hanya merupakan keadaan tanpa adanya penyakit, gangguan jiwa dan kelainan jiwa.

3.      Model-model Praktek Keperawatan Jiwa
A.    Model Psikoanalisa
1.      Konsep
Merupakan model yang pertama yang dikemukakan oleh Sigmun Freud yang meyakini bahwa penyimpangan perilaku pada usia dewasa berhubungan pada perkembangan pada anak. Setiap fase perkembangan mempunyai tugas perkembangan yang harus di capai. Gejala yang nampak merupakan simbul dari konflik.
2.      Proses terapi
a.       Memakan waktu yang lama
b.      Menggunakan tehnik asosiasi bebas dan analisa mimpi” menginterpretasikan perilaku, mengguakan transferens untuk memperbaiki masa lalu ,mengidentifikasi area masalah.
3.      Peran pasien dan terapis
a.       Pasien : mengungkapkan semua pikiran dan mimpi
b.      Terapis : mengupayakan perkembangan transferens menginterpretasikan pikiran dan mimpi pasien dalam kaitannya dengan konflik.

B.     Model Interpersonal
1.      Konsep
Model ini diperkenalkan oleh Hary Stack Sullivan. Sebagai tambahan Peplau mengembangkan teori interpersonal keperawatan. Teori ini menyakini bahwa perilaku berkembang dari hubungan interpersonal.
Menurut Sulivan indivdu memadang orang lain sesuai dengan apa yang ada pada dirinya , maksudnya kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup proses intrepersonal perawat klien dan masalh kecemasan yang terjadi akibat sakit.
Dalam proses interpersonal perawat klien memiliki 4 tahap :
a.      Orientasi
Perawat klien melakukan kontrak awal untuk BHSP dan terjadi proses pengumpulan data
b.      Identivikasi
Perawat memfasilitasi ekspresi perasaan klien dan melaksanakan askep
c.       Eksplorasi
Perawat memberi gambaran kondisi klien
d.      Resolusi
Perawat memandirikan klien

2.      Proses terapi
a.       Mengeksplorasi proses perkembangan
b.      mengoreksi pengalaman interpersonal
c.       reduksi 
d.      mengembangkan hubungan saling percaya

3.      peran pasien dengan terapis
a.       pasien : menceritakan ansietas dan perasaan
b.      terapis : menjalin hubungan akrab dengan pasien dengan menggunakan empati dan menggunakan hubungan sebagai suatu pengalaman interpersonal korektif.

C.    Model Social
1.      Konsep
Menurut Caplain situasi sosial dapat mencetuskan gangguan jiwa . teori ini mengemukakan pandangan sosial terhadap perilaku bahwa faktor sosial dan lingkungan menciptakan stress yang menyebabkan ansietas yang menimbulkan gejala perilaku menyimpang.
2.      Proses terapi
a.       Pencegahan primer
b.      Manipulasi lingkungan
c.       Intervensi krisis
3.      Peran pasien dan terapis
a.       Pasien : secara aktif menyampaikan masalahnya dan bekerjasama dengan terapis untuk menyelesaikan masalahnya
b.      Terapis :
1.      Menggali sistem sosial pasien
2.      Membantu pasien menggali sumber yang tersedia
3.      Menciptakan sumber baru

D.    Model Eksistensi
1.      Konsep
Teori mengemukakan bahwa penyimpangan perilaku terjadi jika individu putus hubungan dengan dirinya dan lingkungannya. Keasingan diri dan lingkungan dapat terjadi karena hambatan pada diri individu. Individu merasa putus asa ,sedih,sepi,kurang kesadaran diri yang mnecegah partisipasi dan penghargaan pada hubungan dengan orang lain. Klien sudah kehilangan/tidak mungkin menemukan nilai-nilai yang memberi arti pada eksistensinya.

2.       Proses terapi
a.       Rational emotive therapy
Konfrontasi digunakan untuk bertanggung jawabtrehadap perilakunya. Klien didorong menerima dirinya sebagai mana adanya bukan karena apa yang dilakukan.
b.      Terapi logo
Terapi orientasi masa depan. Individu meneliti arti dari kehidupan , karena tanpa arti berarti eksis. Tujuannya agara induvidu sadar akan tanggung jawabnya.
c.       Terapi realitas
Klien dibantu untuk menyadari target kehidupannya dan cara untuk mencapainya. Klien didasarkan akan alternatif yang tersedia
3.      Peran pasien perawat
a.       Pasien : bertanggung jawab terhadap perilakunya dan berperan serta dalam suatu pengalaman berarti untuk mempelajari tentang dirinya yang sebenarnya
b.      Terapis :
1.      Membantu pasien untuk mengenali diri
2.      Mengklarifikasi realita dari suatu situasi
3.      Mengenali pasien tentangperasaan tulus
4.      Memperluas kesadaran diri pasien

E.     Model Komunikasi
1.      Konsep
Teori ini menyatakan bahwa gangguan perilaku terjadi apabila pesan tidak dikomunikasikan dengan jelas. Bahasa dapat digunakan merusak makna, pesan dapat pula tersampaikanmungkin tidak selaras.
Fase komunikasi ada 4 yaitu : pra interaksi , orientasi , kerja , terminasi.

2.      Proses terapi
a.       Memberi umpan balik dan klarifikasi masalah
b.      Memberi penguatan untuk komunikasi yang efektif
c.       Memberi alternatif kolektif untuk komunikasi yang tidak efektif
d.      Melakukan analisa proses interaksi
3.      Peran pasien terapis
a.       Pasien : memperhatikan pola komunikasi , bermain peran,bekerja untuk mengklarifikasi komunikasinya sendiri , memvalidasi peran dari oarang lain.
b.      Terapis : menginterpretasikan pola komunikasi kepada pasien dan mengajarklan prinsip komunikasi yang baik.

F.     Model Perilaku
1.      Konsep
Dikembanhkan oleh H.J Esyenk, J.Wolpe dan B.F Skiner. Teori ini menyakini bahwa perubahan perilaku akan merubah koognitif dan avektif.
2.      Proses terapi
a.       Desenlisasi / pengalihan
b.      Teknik relaksasi
c.       Asertif training
d.      Reforcemen/memberikan penghargaan
e.       Self regulation/mengamati perilaku klien : self standar ketrampilan,self observasi , self evaluasi , self reforcemen.
3.      Peran pasien dan terapis
a.       Pasien :
1.      Mempraktikkan teknik perilaku yang digunakan untuk mengerjakan pekerjaan rumah
2.      Penggalakan latihan
b.      Terapis :
1.      Mengajarkan kepada klien tentang pendekatan perilaku
2.      Membantu mengembangkan hirarki perilaku
3.      Menguatkan perilaku yang diinginkan

G.    Model Medikal
1.      Konsep
Penyimpangan perilaku merupakan manifestasi gangguan SSP. Dicurigai bahwa depresi dan skizoprenia dipengaruhi transmisi impuls neural serta gangguan sinap yaitu masalh biokimia . faktor sosial dan lingkungan diperhitungkan sebagai faktor pencetus.
2.      Proses terapi
a.       Pengobatan : jangka panjang , jangka pendek
b.      Terapi suportif
c.       Insight oriented terapi yaitu belajar metode mengatasi stressor
3.      Peran pasien dan terapis
a.       Pasien : pasien mempraktekkan regimen terapi dan melaporkan efek terapi
b.      Terapis :
1.      Mengguanakan kombinasi terapi somatik dan interpersonal
2.      Menegakkan diagnosa penyakit PPDGJ
3.      Menentukan pendekatan terapeutis

Purwaningsih,Wahyu , S.Kep. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa. Nuha Medika Press. Jogjakarta

Tidak ada komentar: