Minggu, 19 Oktober 2014

Sistem Imun Hematologi (LUPUS)



LUPUS

2.1 Definisi Lupus
            Lupus eritematosus sistemik atau Systemic Lupus Erythematosus (SLE) adalah penyakit radang multisistem yang sebab pastinya belum diketahui, dengan perjalanan penyakit yang mungkin akut dan fulminan atau kronik remisi dan eksaserbasi, disertai oleh terdapatnya berbagai macam autoantibodi dalam tubuh. Sehingga antibodi tidak berfungsi menyerang virus, kuman atau bakteri yang ada di tubuh, melainkan justru menyerang sistem kekebalan sel dan jaringan tubuh sendiri. SLE ditandai oleh munculnya sekumpulan reaksi imun abnormal yang menghasilkan beragam manifestasi klinis.
            2.1.1 Analisis Host
Penyakit ini dominan diderita oleh wanita usia produktif sampai usia 50 tahun. Namun,  ada juga pria  yang mengalaminya. Ahli menduga penyakit ini berhubungan dengan hormon estrogen.
            2.1.2 Keadaan Fisiologis
Penderita penyakit ini dikira mempunyai  kelainan kulit,   berupa kemerahan di sekitar hidung dan pipi . Bercak-bercak merah di bagian wajah dan lengan, panas dan rasa lelah  berkepanjangan , rambutnya rontok, persendian  kerap bengkak dan timbul sariawan.    Penyakit   ini tidak hanya     menyerang kulit,    tetapi juga dapat   menyerang hampir seluruh organ yang ada di dalam tubuh.

2.2  Epidemiologi
Prevalensi lupus di berbagai negara sangat bervariasi. Prevalensi pada berbagai populasi yang berbeda-beda. Dari berbagai sumber diadapatkan data antara lain :
a.       Prevalensi penyakit lupus adalah 0,06 % dari populasi umum . ( Kirsch,et all)
b.       Di Amerika Serikat, insiden penyakit lupus adalah 14.6 – 50.8 kasus/100.000 orang sedangkan prevalensinya 24- 100/100.000 orang. The Lupus Foundation of America ( LFA ) memperkirakan sekitar 1,5 juta penduduk Amerika Serikat menderita penyakit lupus dengan berbagai tipe terutama wanita. Orang Amerika keturunan Afrika, Hispanik, orang Amerika asli dan orang Asia memiliki resiko besar untuk menderita penyakit lupus.
c.       Prevalensi penyakit lupus di Swedia adalah 36/100.000 orang
d.      Di Inggris prevalensinya hampir sama dengan orang  Asia 40/100.000
e.       Di negara Eropa prevalensi lupus 20/100.000 orang
f.        Penyakit lupus  lebih sering menyerang pada usia 15 – 40 tahun tetapi semua umur bisa saja terkena, penyakit lupus lebih sering menyerang pada wanita daripada pria ( 9 : 1 ) sedangkan pada anak-anak meningkat 10 : 1.
g.      Pada wanita Eropa umur 15 -24 tahun prevalensinya 1/700 orang wanita
h.      Pada wanita Amerika-Afrika umur 15 – 24 tahun prevalensinya 1/245 orang wanita
i.        Yang menarik perhatian adalah penyakit lupus jarang ditemukan di Afrika. Ada 2 kemungkinan penyebabanya yaitu :
-          Faktor resiko lingkungan lebih banyak di Amerika Serikat dan Eropa dibandingkan di Afrika
-          Campuran dari gen keturunan Afrika dengan orang Eropa menghasilkan gen-gen yang meningkatkan kerentanan terhadap penyakit lupus ini.
j.        Terdapat juga tendensi familial. Faktor ekonomi dan geografi tidak mempengaruhi distribusi penyakit.


2.3 Analisis
2.3.1 Analisis Lingkungan
            Sulit untuk membuktikan faktor lingkungan yang terlibat dalam lupus beberapa faktor yang sudah dikenal adalah :
a.       Obat-obatan
Obat jantung ; procainamide dan hydralazine dapat memicu penyakit yang mirip dengan SLE. Walaupun banyak orang yang memakai obat ini tetapi tidak menderita penyakit SLE, keadaan ini belum dapat dijelaskan. Obat- obatan lainnya dapat dilihat pada lampiran 1. Penyakit penyakit SLE yang dipicu oleh obat biasanya akan sembuh jika obat dihentikan tetapi kadang-kadang perlu beberapa tahun untuk sembuh sempurna.
b.       Radiasi ultraviolet
Cahaya matahari dapat memperburuk masalah kulit yang terjadi pada SLE
c.       Hormon sex
Wanita lebih banyak menderita SLE daripada pria. Pada pria yang mempunyai kadar hormon sex wanita dalam tubuhnya (seperti pada sindrom klinefelter) dapat menderita penyakit SLE dibandingkan pria yang tidak menderita ini. Rasio wanita yang menderita SLE pada usia menarche dibandingkan usia menopause adalah 3:1.
d.      Faktor diet         
Alfalfa sprouts dan sprouting foods yang banyak mengandung L-canavantine, Pristane atau bahan yang sama serta diet tinggi lemak jenuh..
e.       Faktor infeksi
DNA bakteri, human retrovirus, endotoksin dan lipopolisakarida bakteri

2.3.2 Analisis Situasi
Penyakit lupus belum begitu dikenal luas di masyarakat Indonesia dan sampai saat ini belum mendapat perhatian khusus dari pemerintah meskipun diperkirakan jumlah penderita lupus ( odapus ) terus bertambah. Penyakit ini dapat mengenai semua lapisan masyarakat, 1-5 orang di antara 100.000 penduduk, bersifat genetik, dapat diturunkan. Wanita lebih sering 6-10 kali daripada pria, terutama pada usia 15-40 tahun.
Keadaan tingginya angka penderita lupus sering kali diabaikan oleh Pemerintah. Padahal, meningkatnya penyakit lupus ini sebagian besar diakibatkan karena pemerintah kurang memberi informasi  memadai tentang penyakit lupus sehingga masyarakat semakin banyak yang terkena penyakit lupus. Pemerintah lebih cenderung memberi informasi tentang penyakit-penyakit yang umum dan telah diketahui oleh masyarakat. Seperti : HIV/AIDS dll.
Letak strategis Negara Indonesia yang berada pada garis khatulistiwa sehingga memiliki iklim tropis memungkinkan seseorang terpapar matahari lebih lama daripada seseorang yang berada di negara subtropis. Sedangkan cahaya matahari bisa membuat keadaan seseorang yang terkena penyakit lupus bertambah buruk.


2.3.3 Analisis Kebijakan dan Program
 Kebijakan dari pemerintah yang menjadi dasar penanggulangan penyakit lupus belum ada  sehingga program-program penanggulangan penyakit lupus pun juga sangat jarang ditemui di berbagai daerah. Hal ini bisa dikarenakan penyakit lupus itu sendiri sangat sulit untuk dikenali, bahkan dokterpun bisa melakukan kesalahan dalam mendiagnosa penyakit ini sebagai penyakit lain. Selain itu, program-program yang ada baik itu pencegahan maupun pengobatan dirasa belum mampu untuk menanggulangi penyakit ini karena kurangnya sosialisasi kepada masyarakat secara luas. Walaupun pemerintah terlihat tidak peduli terhadap penderita lupus, namun ada sebuah yayasan yang memperhatikan penderita lupus yakni Yayasan Lupus Indonesia



Pengembangan Konsep Pesan
 
o  Pengertian
Arti kata lupus dalam bahasa Latin berarti “anjing hutan”. Istilah ini mulai dikenal sekitar satu abad lalu. Awalnya, penderita penyakit ini dikira mempunyai kelainan kulit, berupa kemerahan di sekitar hidung dan pipi. Menurut Prof dr Zubairi Djoerban SpPD KHOM yang merupakan seorang pemerhati lupus menyatakan bahwa “Lupus adalah suatu penyakit auto imun di mana sistem kekebalan tubuh (antibodi) penderita lupus yang seharusnya melindungi tubuh, malah merusak sistem tubuh sendiri,”.
Sistem kekebalan tubuh memiliki peran yang sangat penting dalam tubuh, karena berfungsi sebagai perlindungan untuk tubuh manusia dari serangan antigen. Namun, apabila sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan maka akan mengakibatkan timbulnya penyakit lupus.

o  Macam-macam
§   Lupus Eritematosus Sistemik
Lupus eritematosus sistemik (lupus eritematosus disseminata) adalah penyakit auto imun menahun yang menimbulkan peradangan dan bisa menyerang berbagai organ tubuh, termasuk kulit, persendian, dan organ dalam.
SLE biasanya lebih parah dibandingkan dengan diskoid. Tipe lupus ini dapat menyebabkan inflamasi pada beberapa macam organ. Organ yang terkena tidak terbatas pada gangguan kulit dan sendi, tetapi juga pada organ yang lain seperti sendi, paru-paru, ginjal, darah ataupun organ atau jaringan lain yang terkena. SLE pada sebagian orang dapat memasuki masa dimana gejalanya tidak aktif (remisi) dan pada saat yang lain penyakit ini dapat menjadi aktif (flare).

§   Lupus Eritematosus Diskoid
Lupus eritematosus diskoid adalah suatu penyakit kulit menahun yang ditandai dengan peradangan dan pembentukan jaringan parut yang terjadi pada wajah, telinga, kepala, dan kadang pada bagian tubuh lainnya.
Lesi (kelainan) kulit ini tampak sebagai bercak kemerahan yang bersisik dan berkeropeng, yang jika membaik akan meninggalkan jaringan parut berwarna putih. Bagian tengahnya berwarna lebih terang dan bagian pinggirnya berwarna lebih gelap dari kulit yang normal.
Jika lesi timbul di daerah yang berambut (misalnya dagu atau kulit kepala), maka bisa terjadi pembentukan jaringan parut yang permanen dan kerontokan rambut.
§  Lupus Obat
Lupus obat umumnya berkaitan dengan pemakaian obat hydralazine (obat hipertensi) dan procarnamide (untuk mengobati detak jantung yang tidak teratur). Hanya saja, Cuma 4% dari orang yang mengkonsumsi obat-obat itu yang bakal membentuk antibodi penyebab lupus. Dari 4% itu pun sedikit sekali yang kemudian menderita lupus.
(http://www.news@indosiar.com)

o  Sasaran
Penyakit ini dapat mengenai semua lapisan masyarakat, 1-5 orang di antara 100.000 penduduk, bersifat genetik, dapat diturunkan. Wanita lebih sering 6-10 kali daripada pria, terutama pada usia 15-40 tahun. Bangsa Afrika dan Asia lebih rentan dibandingkan kulit putih. Dan tentu saja, keluarga Odapus. Timbulnya penyakit ini karena adanya faktor kepekaan dan faktor pencetus yaitu adanya infeksi, pemakaian obat-obatan, terkena paparan sinar matahari, pemakaian pil KB, dan stres. Penyakit ini justru kebanyakaan diderita wanita usia produktif sampai usia 50 tahun sekalipun ada juga pria yang mengalaminya. Oleh karena itu dianggap diduga penyakit ini berhubungan dengan hormon estrogen.
o  Gejala
Gejala-gejala penyakit dikenal sebagai Lupus Eritomatosus Sistemik (LES) alias Lupus. Eritomatosus artinya kemerahan. sedangkan sistemik bermakna menyebar luas keberbagai organ tubuh. Istilahnya disebut LES atau Lupus. Gejala-gejala yang umum dijumpai adalah:
1.      Kulit yang mudah gosong akibat sinar matahari serta timbulnya gangguan pencernaan.
2.      Gejala umumnya penderita sering merasa lemah, kelelahan yang berlebihan, demam dan pegal-pegal. Gejala ini terutama didapatkan pada masa aktif, sedangkan pada masa remisi (nonaktif) menghilang.
3.      Pada kulit, akan muncul ruam merah yang membentang di kedua pipi, mirip kupu-kupu. Kadang disebut (butterfly rash). Namun ruam merah menyerupai cakram bisa muncul di kulit seluruh tubuh, menonjol dan kadang-kadang bersisik. Melihat banyaknya gejala penyakit ini, maka wanita yang sudah terserang dua atau lebih gejala saja, harus dicurigai mengidap Lupus.
4.      Anemia yang diakibatkan oleh sel-sel darah merah yang dihancurkan oleh penyakit LUPUS ini
5.      Rambut yang sering rontok dan rasa lelah yang berlebihan
o   Pencegahan dan Pengobatan
Bentuk pengobatan tersebut adalah dengan mengkonsumsi obat anti radang non steroid, krtikosteroid, NSAID dan solisilat obat anti malaria, obat imunosupresif, azatioprin (obat pendamping kortikosteroid) dan obat penekan kekebalan tubuh.
Sedangkan untuk pencegahannya, odapus harus melakukan monitoring yang teratur, penghematan energi, foto proteksi, mengatasi infeksi, dan merencanakan kehamilan.
Menghimbau peran pemerintah untuk lebih gencar lagi menginformasikan  sendiri juga menghimbau bagi odapus untuk menerapkan pola hidup sehat seperti olahraga, makan dan istirahat teratur, mengelola stres, serta menghindari rokok dan sinar matahari, sehingga dengan tips seperti itu, para odapus bisa hidup normal dan produktif.




BAB
PENUTUP

Penyakit lupus belum dikenal secara luas baik di dunia maupun di negara kita, padahal ketika ditelisik keganasan penyakit ini setara dengan kanker, dan jumlah penderitanya peningkat pesat tiap tahunnya dan yang sangat diperparah dengan diagnosa penyakit ini yang sangat sulit.
Untuk itulah kami tergerak untuk membuat sebuah promosi kesehatan yang efektif mengggunakan model P-process agar masyarakat yang dalam promosi kesehatan ini kami khususkan mahasiswi universitas Airlangga tentang apa itu penyakit lupus dan mengerti bahaya penyakit ini.
Dengan proposal ini dibuat besar harapan kami agar promosi kesehatan berdasar p-process yang  rencana akan kami buat berdampak besar dan sukses membuat segelintir orang di bumi ini sadar akan pentingnya pecegahan tentang penyakit lupus.
Pastinya dalam membuat perencanaan ini ada banyak sekali kesalahan, untuk itu kami sangat menghargai apabila ada saran maupun kritik membangun demi kesuksesan promosi kesehatan ini. Akan kami buka selebar  mungkin dengan tangan terbuka.



DAFTAR PUSTAKA

Warlow.RS. Extractable Nuclear Antigen ( ENA ) Autoantibodies in SLE An Immunogenetic Relationship with HLA, C4 and Bf Alleles. www.medicinenet.com
Reachers Find Gene Connected to Lupus. www.PubMed.com

Behrens, Timothy. Mapping and Cloning of an SLE Suspectibility
       Gene on Human Chromosome 1. www.niams.nih.gov
Garnier S,Diedue P. IRF5 rs2004640-T allele, The New genetic Factor for SLE is not Associated with Rheumatoid Arthritis. www.ard.bmj.com
Rinke J,Steitz Joan A. Association of Lupus Antigen La with a Subset of U6 sn RNA molecules. The American Society of Human Genetics.
Yale University. USA 2006.www.nar.oxfordjournals.org
Kirsch. Min Ae Lee,Gong Maolian. Familial Childbain Lupus. A Monogenic Form of Cutaneous Lupus Erythematosus, Maps to Chromosome
3p. Technische Univesitat Dresden. Germany.2006. www.ncbi.nlm.nih.gov
Study Identifies Genetic Risk Factor for Rheumatoid Arthritis and Lupus. www.niams.nih.gov

http://www.medicastore.com


Tidak ada komentar: